Selasa, 05 April 2011

Ironi Ibu dengan Eklamsia

Sebelum aku memulai menulis blog aku yang geje ini, aku ingin menyampaikan terima kasih dan permohonan ma’af sebesar-besarnya gunung Mount Everest, Sedalam-dalamnya lautan pasifik dan laut Mati, Setinggi-tingginya Air terjun Angel Falls, Seluas-luasnya Benua Asia, kepada Teater Lisema, Rumah Bahagia dimana aku dapat tinggal, dan tempat dimana Kreatifitas, Inspirasi dan Nafsuku tidak dikunci. Terutama untuk leluhur-leluhur Teater Lisema, Kang Wimba yang udah buat naskah dan jadi sutradara, juga Kang Daud yang udah sibuk nentuin lagu, tata lampu de el el, juga Teh Sinta yang udah bantuin make up waktu ngisi acara Ismakes kemaren.
Satu hal dari peran yang kang Wimba berikan kepadaku, dan itu cukup untuk membuatku menangis tiga-harian di kamar kost dan menangis seharian di kamar rumah. Bukan karena masalah geistureku yang tidak kunjung membaik, namun ada suatu istilah yang membuatku cukup miris mendengarnya, istilah itu adalah Eklamsia. Ya, dalam pementasan kali ini aku berperan sebagai seorang ibu hamil 9 bulan yang akan melahirkan, namun sayang si ibu memiliki gejala tekanan darah tinggi. Dalam istilah kedokteran kondisi tekanan darah tinggi pada kehamilan disebut Eklamsi (tepatnya kalo belon nyampe kejang namanya pre-Eklamsi) dimana si ibu akan merasa pusing luar biasa, kakinya membengkak, de el el. Namun jika sudah mencapai Eklamsi, maka si Ibu akan mengalami kejang-kejang, tak lama kemudian si Ibu akan jatuh tidak sadarkan diri, bahkan si Ibu dan Bayi akan meninggal. Berulang kali aku memejamkan mataku di kamar kost membayangkan Ibu yang terkena Eklamsi tersebut, belum ditambah dengan berat beban yang harus ia bawa selama 9 bulan, dan berulang kali aku menangis. Sekarang aku justru menyesal karena tidak bisa menuntaskan peranku sebagai ibu Eklamsi itu dengan baik.
Menurut hasil browsing di Internet:
Eklamsi adalah kelainan akut pada ibu hamil, saat hamil tua, persalinan atau masa nifas ditandai dengan timbulnya kejang atau koma, dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala pre eklamsi (hipertensi, edems, proteinuri) .
Penyebabnya sampai sekarang belum jelas. Penyakit ini dianggap sebagai suatu “ Maldaptation Syndrom” dengan akibat suatu vaso spasme general dengan akibat yang lebih serius pada organ hati, ginjal, otak, paru-paru dan jantung yakni tejadi nekrosis dan perdarahan pada organ-organ tersebut.
Gejala Klinis Eklamsi
Gejala klinis Eklamsi adalah sebagai berikut:
1. Terjadi pada kehamilan 20 minggu atau lebih
2. Terdapat tanda-tanda pre eklamsi ( hipertensi, edema, proteinuri, sakit kepala yang berat, penglihatan kabur, nyeri ulu hati, kegelisahan atu hiperefleksi)
1. Kejang-kejang atau koma
Kejang dalam eklamsi ada 4 tingkat, meliputi:
Tingkat awal atau aura (invasi)
Berlangsung 30-35 detik, mata terpaku dan terbuka tanpa melihat (pandangan kosong) kelopak mata dan tangan bergetar, kepala diputar kekanan dan kekiri.
Stadium kejang tonik
Seluruh otot badan menjadi kaku, wajah kaku tangan menggenggam dan kaki membengkok kedalam, pernafasan berhenti muka mulai kelihatan sianosis, lodah dapat trgigit, berlangsung kira-kira 20-30 detik.
Stadium kejang klonik
Semua otot berkontraksi dan berulang ulang dalam waktu yang cepat, mulut terbuka dan menutup, keluar ludah berbusa dan lidah dapat tergigit. Mata melotot, muka kelihatan kongesti dan sianosis. Setelah berlangsung selama 1-2 menit kejang klonik berhenti dan penderita tidak sadar, menarik mafas seperti mendengkur.
Stadium koma
Lamanya ketidaksadaran ini beberapa menit sampai berjam-jam. Kadang antara kesadaran timbul serangan baru dan akhirnya penderita tetap dalam keadaan koma.
2. Kadang kadang disertai dengan gangguan fungsi organ.

Kata Kang Wimba, kalau itu sampai terjadi maka organ yang pertama rusak adalah ginjal, karena otak akan memerintahkan tubuh si Ibu untuk mengorbankan orang yang paling jauh dari Otak, namun lama kelamaan orang yang rusak akan semakin naik dari ginjal, hingga mungkin dapat menyebabkan kematian sang Ibu yang berarti juga kematian bagi bayinya juga.
Aku tidak akan mungkin bisa membayangkan menjadi seorang yang akan berbahagia, namun tiba-tiba kebahagiaan itu direnggut oleh tekanan darah tinggi. Mungkin ini juga menjadi salah satu penyebab mengapa angka kematian ibu dan anak di negeri kita tercinta ini cukup besar, mungkin ada baiknya pemerintah dan keluarga memperhatikan gizi ibu hamil. Dan untuk diriku sendiri, aku ingin lebih menghargai ibuku sendiri, karena suatu saat aku akan menjadi seorang ibu juga, entah kapan waktunya, hanya Allah SWT yang tahu. Melalui peran ini aku sadar, bahwa menjadi Ibu adalah sebuah peran terindah, sekaligus peran tersulit, Okaasan Aishiteru yo (T^T).















P.S ini cuman gambaran yang bisa Dechan bayangin, kalo ada yang kurang silahkan ditambahkan melalui komen!

Rabu, 23 Februari 2011

Akira dan Akari dua calon Figure asli Analyst Anime Club yang bakal aku ajuin

aku mau ngusulin 2 tokoh buatan aku buat jadi trandmarknya AAC tapi diterima ga ya??? (secara ni gambar kacau banget >.<)

1. Anariisu Akira

Tanggal Lahir: 23 April
karakter: Ceria, Semangat, Sprotif, berwawasan luas, selalu ingin tahu


2. Anariisu Akari

Tanggal lahir: 23 April
Karakter: Ceria, Lembut, Penyayang, berwawasan Luas, selalu ingin tahu



ne... gimana???

Senin, 29 November 2010

Tangerang Tragedy Part 3 -END-

31 oktober 2010

Hari ini senagaja Analis bangun pagi, termasuk aku. Kita buru-buru mandi, beberes, dan segala rupa lahh... yang penting kita semua pulang harus satu bus. Setelah itu kita putusin buat masukin barang-barang kita ke bus yang udah dijanjiin sama yang lainnya. Wokii beberes udah, masukin barang ke bus juga udah, sekarang kita... SENAM!!! Sialnya belum disuruh pulang, you wiisss kita senam dulu. Ternyata dendam kita kemarin masih belum tertuang semuanya, kita semua bertengger di ex-standnya grup yang menang W.O sambil memasang muka sangar, kontingen Gunung Batu ikut membantu mereka memunculkan berbagai tulusan-tulisan yang memang menggambarkan suasana kemarin.




ala makjannn... kita di W.O (Faisal says sambil naro tangan ala monyet di kepalanya)


Waktu mau baris untuk upacara penutupan juga the “Gunung Batu-hood” berdiri bersama di satu wilayah lapangan. Kita semua ngeluarin yel-yel mendadak yang dibuat contohnya
Kontingen Gunung Batu all the way, Kontingen Gunung Batu all the way, basketnya di W.O, rangking satu ga jadi, aduh emak pusing sekali
Bwahahahahahahhahahahahahahha, bener banget tuh liriknya!!! Ga cuman itu aja, mars poltekkes kita ganti lirinknya jadi ada 3 jurusan Analis, Kesling, Gizi. Ditambah jargon Analis yang diubah sedikit jadi “A...na..lis Kesling dan Gizi”, menyatukan jargon dari masing-masing jurusan. Bwahahahaha kompak sekali The “Gunung Batu-Hood” ini.
Waktu pembagian hadiah juga kita kompak, yang paling rame waktu mau dibagiin hadiah buat juara 3 basket putra, semua The “Gunung Batu-Hood” langsung teriak, “W.O W.O!!!” juga, “Menang Mulung, Menang Mulung!!!” sampe konon kabarnya ada satu orang dari lawan menangis, aku sendiri ga tau kenapa dia nangis. Olret akhirnya Analis ga dapet satu pialapun, tapi kita tetep pede aja stay di lapangan, sambil nahan panas (pokoknyah mahh kita kayak dikasii ilmu debus dasar dehh), weittsss ada satu ucapan panitia yang ngebuat kita heran, tiba-tiba mereka ngumumin Ketua Kontingen terbaik, yang jatohnya sama Analis Kesehatan Bandung, walopun mukaku senyum tapi dalam hati aku bilang, “Nani? Doushite? Naze? Heee....??? Nanda yooo!!!! Kaeroooooo hayaku kaeroooooo!!!!! (saking panasnya gag nahan pengen pulang)” mau bangga, mau ga bangga juga aku bingung hehehehehehehe... tapi hadiah dari panitia lumayan juga... heheheheheh ><. Aku hanya berpikir, “Pulang...pulang... kostan belon di beresin, baju belon dicuci, mana panas disinihh!!!”, tapi beneran kita anak analis, “Berjiwa besar sehingga mampu berdiri di tengah upacara itu” (asa lebayyy).
Olret akhirnya dorprais ga ada yang dapet kita putusin buat naek bus, n’ kembali ke Bandung. Selama perjalanan pulang aku sempet punya pikiran gini:
1. Ga akan buat yel dulu selama beberapa hari (ini dipatahkan sama Bu Atit yang ternyata minta aku buat yel lagi untuk acara ultah.a koperasi pusat hufth)
2. Ga akan maen voli selama beberapa bulan (lagi-lagi dipatahin sama Dosen n’ anak-anak kesling pleus gizi yang ngajakin aku maen Voli)
3. Ga akan buat cerita ato konsep dulu untuk minimal 3 tahun kedepan (lagi-lagi-lagi dipatahin gara-gara aku.a gag nahan pengen buat cerita ala phelem-phelem korea gimanaaaa...).
Dan ditengah aku yang sedang memikirkan hal-hal tersebut, anak-anak yang lain malah tewas di dalam bus dengan enaknya (ada yang sampe bunyi lhooo...). ternyata jiwa jahil kang Robi dan Karyo mulai muncul, mereka mengabadikan wajah-wajah pulas itu sambil menahan senyum khkhkhkhkhkh.



ini foto waktu karyo belon bangun n' belon keluar jiwa jailnya








Akhirnya setelah sekian lama menempuh perjalanan yang ‘sepi’(menurut aku soalnya ga ada yang mao duduk ama aku) akhirnya kita sampai di Gunung Batu tercintahhh dan langsung disambut sama pa Adang, seperti biasa kita-pun berfoto.

Rabu, 24 November 2010

Tangerang Tragedy part 2

30 Oktober 2010
Aku terbangun jam 4 pagi, soalnya ada panitia yang ngebangunin, dia bilang acara hari ini padet banget, jadi diusahakan semua cepet mandi terus shalat subuh di aula, soalnya ada ceramah (cenah). Yo wiiiss aku pergi mandi, dan ternyata semua kamar mandi udah penuh sama orang-orang yang mau melakukan ritual pagi (ya... mandi pagi, ya gosok gigi, ya cuci muka, ya ritual jongkok pagi-pagi (ngerti ga bagian ini? soalnya aku sama Teh Ina terkena Ritual ini)). Aku-pun akhirnya rela untuk mandi di tempat cowok (tadinya ga mau lha... ntar aku dibilang tokek racun lagih!!!), dan terpaksa terlambat shalat subuh. Dan bersiap-siap untuk mengikuti acara selanjutnya, “S.A.R.A.P.A.N”, jiahahahahahahha aku kayak lupa lagi mo lomba dde kalo udah ketemu sama makanan!!! Aku akhirnya ngambil bungkusan nasi, ambil sendok, handsanitizer, dan sesajen-sesajen lain untuk ritual makan kali ini kayak kerupuk, keripik n’ oonnya aku ga bawa keduanyahh. Perlahan-lahan kubuka karetnya, dan... oooww.... masa’ sarapan ama telor balado!!!??? Kalo tempe sii iyah bisa dijadiin sarapan, tapi telor balado??? Coba dulu deh... pedes ga si balado telornya, aku potong sedikit si telor balado, campur ama nasi, dan hap.... buaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhh!!!!!!!!!!!!! Aku udah kayak naga ngamuk aja, kayaknya ada api keluar dari mulut aku. Dengan perut yang sakit karena nyobain sesendok telor balado, aku lanjutkan makanku yang tertunda itu. Oonnya tu telor balado sama tempe aku sengaja campur, tadinya aku pikir ga pedes kayak bayangan aku, ohh... my lovely stomach.
Wokehh, singkat cerita akhirnya kita satu kontingen baris buat ngebahas teknis lomba.




popotoan sebelon lomba yoooo!!!!



Aku, Mba’ Fitri, Mba’ Lelih, Mba’ Irma, Teh Ina sama Teh Muti ada di voli, kita-pun ikutan tehmit mendadak, aku sendiri juga baru tahu teknis lombanya kayak gitu, ga ada W.O, sistem gugur dll. Wokehhh kita semua udah ngerti, n’ let’s go kita main!!!!




berdo'a sebelon mulai tanding hmmm.....




Anak-anak badminton (Mba’ Hindun, Teh Gina, Kang Andi) udah ga keliatan batang idungnya pertanda mereka telah meninggalkan lapangan dan menuju ke aula untuk mengikuti pertandingannya masing-masing.


Tiga orang yang batang idungnya ilang duluan (menurut akuuuhhh!!!) ama anak-anak se jurus di Tangerang




Bagaimana keadaan anak-anak basket dan yang ada di stand??? Yahh... sepertinya mereka cukup tegang, maklum sistem latihan kebut semalam. Yahh berjuang weh lahh kita mah, akhirnya si pertandingan voli dimulai dan hasilnya lumayan bagi orang yang baru maen voli meski kalah. Yang jelas kekalahan kita adalah kekalahan yang terhormat karena kita sempat berjuang dahulu, ya... menurutku itu lebih baik daripada kemenangan yang diraih tanpa adanya perjuangan. Lantas kita terima dengan lapang dada apa hasil voli kala itu. Yukk beralih ke basket putra, satu kata yang (sebetulnya) aku ingin katakan sama tim basket putera analis, “nyawa kalian berapa sih???” maennya itu beuhh... semangat banget!!! Apalagi sang ketua kontingen yang notabene baru selesai badminton, “akang sarapan naon tadi pagi tehh baterenya ga abis-abis???” yahh dua pertanyaan geje itu nyangkut di tenggorokanku, akhirnya kata yang keluar adalah, “a...nalis...a...nalis... wirwir yang wirwir yang dum dum check dum dum check, wirwir yang wir wir yang dum dum check dum dum check, cikicikicik bum bum bum, cikicikicik bum bum bum, dum checkcheck dum check, dum check check dum check” yang kurang lebih artinya adalah, “maju analissss!!!” dalam bahasa negara Urukutukkurukutuk. Dan ternyata bener, karena semangat hari sumpah pemuda kemaren masih nempel di badan anak-anak basket putra, didorong dengan keinginan luhur, maka Analis Bandung dinyatakan menang dalam pertandingan pertama, horeeee!!!!





Faisal: "pppepepepepemirsa, kita ga akan kalah!!! tenang"


Setelah menyaksikan pertandingan itu, aku agak malas untuk kembali ke lapangan. Aku memutuskan untuk ikutan berjaga di stand, dan belajar menentukan golongan darah orang. Senangnyah hatiku aku bisa nentuin darah temanku kini aku tertarik untuk belajar hematologi. Youks cape nih nentuin darah temen.




Teh Nandin: iya sabar bu, pak, disini emang ga jual kambing guling bu... biasanya kita jual kodok kuah HCl
Haris: ahh amannya mahh gue diem aja kaleee!!!



Esh tunggu dulu, Kang Ganjar nyruh beliin es buat reagennya, olret aku lari!!! Ujarku sambil berlari secepat Kobayakawa Sena a.k.a eyeshield 21. Dengan uang seribu rupiah, aku akhirya berhasil membawa segelas es ketangan Kang Ganjar dalam keadaan segar



Kang Ganjar: Des, pang meserkeun ci es ka kantin! tong lila nya!!! mun lila di PPS ulang geura!!! lamun leuwih lila, nginum HCl maneh!!!!
Akuh: wadaw!!! (gag keliatan soal.a langsung lari)



akhirnya kuputuskan untuk kembali ke barak, dan mulai membentuk huruf-huruf untuk keperluan parade nanti malam. Lalu datanglah Mba’ hindun yang mengabarkan bahwa pertandingan basket bagian kedua bakal dilaksanakan, hu’uh aku nonton dunk, tapi di hasil akhir pertandingan ke dua kita kalah, that’s all right boyz. Ya ga apa-apa lahh kan yang jelas kita bertarung dulu, ada perjuangan untuk mencapai sesuatu. Hal ini terulang pada pertandingan voli putra, tapi kita tetap berjiwa besar untuk menerimanya.
Aku kembali melaksanakan tugas sebagai seorang koord seni yang bertanggung jawab atas segala sesuatu yang berkaitan dengan pengkonsepan penampilan dan parade Analis Kesehatan. Yahh aku bersama tim akhirnya membuat papan untuk parade, sementara yang lain terlelap karena akibat begadang yang berlebih ditambah bangun yang terlalu pagi. Ditengah-tengah asyiknya kita mengerjakan untuk parade tiba-tiba datanglah Mba’ Lelih belari-lari menuju kita sambil mengucapkan, “eh analis main lagi!!!” woww!!! Tentunya aku semangat lahh buat nonton, berarti kebanggaan nii. Kita semua semangat untuk mensupport tim kebanggaan kita. Segala perlengkapan yel-yel dari mulai botol bekas, galon, dan semangat 45 yang menggebu-gebu di dada, kita datang ke lapangan basket. Dan ternyata memang anak-anak analis sedang bersiap-siap, sementara itu para panitia memutuskan bahwa jika tidak ada satupun kontingen kita,maka kita dianggap kalah, yupz kalian benar (naon atuh Dechan!!!???)!!! pemain yang paling pertama keluar adalah kang Andi, (mungkin) dengan semangat perjuangan para pahlawan yang ada dalam dirinya dia melaju mantap menuju lapangan basket, otomatis perwakilan dari kontingen kita telah hadir di lapangan. Dan otomatis pertandingan harusnya bisa ditunda, karena kita punya wakil yang ada di lapangan (tentunya siap bermain dengan lincah lahh...), disusul dengan anak-anak analis yang lain. Langkah, demi langkah mereka membuat kami semua hampir ketakutan seperempat mati, tapi dari langkah mereka lah kita berharap. Eeeeehhhh... padahal tinggal selangkah lagi masuk lapangan, dengan sadisnya (mungkin si wasit buta ato rabun senja, ga ngerti deh, tapi kenapa dia ga ngeliat kang Andi dilapangan yakk???) si wasit menyatakan kita kalah W.O!!!??? huaaaaaaahhhhhhh!!!! Semua anak-anak Analis marah semarah-marahnya, benci sebenci-bencinya, padahal kan kita udah ada wakil di lapangan. Merasa di bohongi panitia, Kang Andi langsung keluar dari lapangan basket, dengan kesal ia memukul (ato menyabet yak??? Terserah pake kata yang mana lahh) pohon kecil yang ada di pinggir lapangan setelah itu aku ga ngeliat lagi kemana perginya Kang Andi. Kita anak-anak Analis tau apa artinya, grup lawan malah bersenang-senang (heee... menang W.O juga bangga!!!><), aku juga ga bisa ngapa-ngapain. Akhirnya aku putusin untuk ke pinggir lapangan, aku juga sedih, kok bisa sih kita diperlakukan seperti itu!!! Aku bener-bener marah sama www.bem, karena ga abis pikir, dan ga bisa ngapa-ngapain akhirnya aku cuman bisa nangis. Sempet nyesel juga, kenapa aku harus ikut? Kenapa harus ikut lomba? Kalau jadinya diperlakukan kayak gini? Tapi aku inget lagi konsekuen awal aku, “lebih baik kalah dalam pertandingan dengan melakukan perjuangan terlebih dahulu, daripada menang tanpa ada perjuangan” aku juga sempet mikir, ‘apa yang mereka banggakan? Juara 3? Dapet piala? Tapi piala itu kosong tak berarti’aku lihat lagi lapangan, kulihat beberapa dosen pembimbing kita dan beberapa teman-temanku berunding dengan pihak panitia yang tidak adil itu. Sebagian lagi sedang mencaci para panitia yang benar-benar berat sebelah. Aku? Terdiam tanpa bisa melakukan apa-apa, aku seperti tersedot dalam lubang hitam nan kelam, yang tiada batas ujungnya, yang tidak pasti akhirnya, hingga aku melupakan kata-kata dosen baik hati itu, “jangan bengong Dessy” ya, akhirnya aku bengong.
Para panitia tetap bersikukuh bahwa merekalah yang benar, padahal mereka sendiri yang tidak membuat aturan W.O dalam setiap pertandingan olahraga. Aku tidak mengerti permasalahannya, namun aku mengerti apa yang dirasakan oleh kami semua. Dengan muka yang sedih, dendam, marah, akhirnya kami dipersatukan oleh Dosen pembimbing kami dalam sebuah ‘rapat darurat’ di lapangan futsal. Disanalah kami mengeluh, Dosen mengeluh (good newsnya kita bersama lagi dengan ketua kontingen kita \(T0T)/ hiks...hiks...), kami mencurahkan apa yang kami rasakan waktu itu. Sempat terlintas di pikiranku, ‘bu, kita ga mundur aja?’ tapi ternyata Dosen pembimbing memberitahukan kepada kita (menurutku seolah-olah beliau dapat membaca apa yang aku pikirkan ketika itu) bahwa, “jika kita mundur, maka mereka akan mencap mental kita buruk, jika kita anarkis, mereka juga akan mencap kita buruk, dan suatu saat mereka akan melakukan hal yang serupa untuk menyerang mental kita” kalimat itu membuka mataku lebar-lebar, walau persiapan seadanya tapi toh kita nekat juga datang kesini, kata-kata itu benar-benar tertanam dalam hatiku (mudah-mudahan teman-teman juga) kita semua mencoba untuk berbesar hati. Dan akhirnya kita mengikuti acara selanjutnya. Eeeehhh... mereka masih tetep aja kayak gitu, masa’ mereka dengan entengnya membalikkan jawaban yang benar, hufth... kami kalah lagi dehh.
Berbekal pengalaman itulah, akhirnya kami sepakat untuk membuat drama, dimana aku adalah script writernya. Ceritanya simpel, tapi itu cukup mewakili perasaan kita yang kacau balau gara-gara peristiwa aneh tadi. Setelah proses penyeleksian cerita akhirnya naskahku terpilih, begini ceritanya,


Teteh dan Akang dua pasang pemuda-pemudi yang saling mencintai
Ketika mereka sedang bersama, datanglah 2 orang yang hendak memisahkan mereka
2 orang itu bernama TIDAK dan ADIL
Akhirnya mereka tetap berpisah karena ulah TIDAK dan ADIL itu
Akang akhirnya meratapi kepergian Teteh, dan marah terhadap TIDAK dan ADIL.
(jiahahahahahahaha siga pujangga wae c Dechan tehh!!!)



Wokiiii!!! Konsep udah ada, segera Kang Andi memerintahkan untuk menunjuk siapa pemerannya, terpilihlah... Karyo sebagai Akang, Mba’ Lelih sebagai Teteh, Kang Ramdan sebagai Tidak, dan bacil sebagai adil. Hwehwehwehwehwe kali ini aku ga bingung, tapi aku bingung masalah parade, gimana caranya mereka tau yakk? Padahal ngedenger aku aja jarang lho??? Hmmm... puter balik jungkar jungkir otak. Okeh kasih tau aja seperti biasa, what’s masii ga ada yang mau respek..... grrrrrr.... GILIRAN DECHAN YANG MARAAAAAAAAAAHHHH!!!!! Oops... ada senior disana, bukan cuman angkatan aku ajah???!!! (huwaaaaaa..... akang teteh punten pisan....(nangis-nangis bari sujud)). Singkat cerita, parade dan drama berjalanlah seperti apa yang diharapkan. Selesai acara, kita ga nonton kontingen lain, malah kita asyik minum kopi sambil gitaran, nyanyi-nyanyi, ngelucu, ngapain ajahlah, yang jelas dimata kita tempat itu serasa punya kita, semua yang ada berarti numpang, keculai batur sejurus, sama batur sakomplek. Ketika yang lain mau tidur, kita dengan asyiknya masih ada di lapangan. Sampe akhirnya kita tidur paling akhir diantara kontingen lain.

Sabtu, 20 November 2010

Tangerang Tragedy part 1

29 Oktober 2010
Dengan persiapan seadanya (perlengkapan seadanya, baju seadanya, bekal seadanya, beungeut saayana...) kita, maksudnya anak Analis Kesehatan Bandung yang berjumlah 30 orang, dan terdiri dari 15 putra dan 15 putri, nekat melaju ke Tangerang demi mengikuti sebuah acara yang diselenggarakan oleh (wetehe, wetefe, wete dot disingkat www.)bem. Sialnya anak-anak Analis terpaksa dibagi 2 kloter (dan sialnya lagi ga ada satupun anak-anak analis yang mau duduk sama aku), tapi, ya... bawa enjoy ajalah, aku nikmati saja musik yang diputer selama perjalanan. Seperti biasa, melihat pemandangan luar bus adalah hobiku, dan ternyata memang benar, walaupun jalan yang dilalui tetap sama, namun setiap perjalanan menimbulkan kesan yang berbeda (jiahahahahahahah omongan c Dechan!!!!), eh...ternyata penyakit edan kami mulai timbul waktu bus yang kita tumpangi berpapasan sama bus yang didalamnnya terdapat orang-orang satu suhu, seperguruan, sejurus. Aku hanya bisa menampilkan jurus Hematologi (mengingat di bus tetangga ada beiber-beiberan) dan Jurus Biomolekuler. Okeh ternyata dua jurus itu sangat ampuh membuat suasana menjadi cair. Aku kembali diam, padahal ada dosen yang bilang, “Dessy Jangan Bengong! Nanti di perjalanan ngobrol aja sama siapa, yang jelas ga boleh bengong”, hufth ternyata aku belum bisa lepas dari trauma PPS yang ga akan pernah aku omongin kesiapa aja kecuali ibu itu dan yang tahu (TPYGAPAOKSAKIIDYT), ‘waduw bu, mohon ma’aph saya akhirnya harus bengong juga’ hatiku meminta ma’af kepada dosen baik hati itu. Dan ternyata kebengonganku mulai agak hilang ketika Bus transit untuk Shalat Jum’at, waktu itu aku ke WC bersama Mba’ Hindun dan Mba’ Irma. Sedihnya aku kembali bengong selepas bersama mereka, dan juga selama perjalanan menuju tangerang.
Walhasil kita sampai juga di Tangerang ternyata konsumsi kita ditahan gara-gara belon nyerahin untuk baksos, sialnya lagi kenapa di surat yang ada www.bem ga ngejelasin si acaranya kayak gimana. Baksos itu berupa apa, pentas seni budaya seperti apa, yang lebih lieur lagi ga dijelasin juga acara parade, jadi kesel aja. Ditambah dengan masalah stop kontak, masa’ cuman kontingen kita aja yang ga dikasii stop kontak. Dengan berusaha menjadi seseorang berkepala dingin sedingin es, aku coba buat konsep awal untuk parade, dan lebih oonnya lagi aku lupa kalo ada dekor stand. Dengan berlari secepat eyeshield 21 a.k.a Kobayakawa Sena aku keluar dari ruangan tidur ke lokasi stand. Dan benar saja!!! Stand ternyata sudah hampir 75% selesai.

anak-anak pada nyiapin buat dekor





Kang Andi: kerjain yang benerrr!!! (PPS MODE: ON)
anak-anak: iyaa juragannnnn
Haris: aduh di PPS ulang nii???





Dengan perasaan menyesalaku mencoba untuk membantu sebisaku.Akhirnya aku hanya bisa membantu menyelesaikan gambar labu elenmenyer, lalu menyelesaikan 0,0001% mewarnai rambut, dan sisanya aku membantu menempel ‘baby bacteria’ di stand. Sambil sesekali kita membicarakan yel-yel. Ya akhirnya si malam-pun tiba, acara pembukaan di ‘hadiri’ oleh sejumlah detuman keras dari petasan dan beberapa kembang api, dan tiba saatnya kita untuk yel-yel. Ofcourse penampilan kita seadanya n’ emang ga rame-rame banget, soalnya kita-kita juga pada ngebleng masalah teknis perlombaan. Olret... yang jelas kita udah keluarin semua jurus sakti yang ada di Analis, biar Yang Maha Esa yang menentukan hasilnya. Dengan jiwa besar kita-pun menyaksikan yel-yel kontingen lain yang tentunya memiliki persiapan yang lebih matang, tapi kita tetep tegarr... (hiahahahahahahahha) ya... aku pribadi sii mikir kalo yel kita juga bagus kko!!! Lagu-lagunya ga ada yang nyamain, bayangin aja ada 5 kontingen pake lagu susis, hmmmm... bangga juga akhirnya kita pake lagu-lagu yang berbeda dari yang lain. Oh ya, setiap penampilan dari kontingen gizi ato kesling kita suka ikut riweuh, sampe akhirnya kita siapin jargon buat Gunung Batu, “Gunung Batu, Gunung batu, Gunung Batu” ya... cukuplah untuk menyemangati sudara sekomplek hehehehehe...

poek uyyy




Selesai acara, kembali aku agak bingung untuk konsep Seni Budaya ama parade. Akhirnya aku omongin sama Teh Ina dan Teh Muti, yesss!!!! Mereka mau membantu (huweeeeee teteh makasih atas sarannya!!!! (nangis ampe teguling-guling)). Mereka setuju kalau untuk seni budaya kita nyanyi lagu “I Can’t Smile Without You” yang udah kita alih bahasakan ke bahasa Sunda. Sialnya lagi ternyata kita kebingungan, “gimana cara nyambungin lirik sama lagunya ya???”, walhasil konsep itu terpaksa diendapkan selama satu malam. Dan akhirnya kita memutuskan untuk tidur.

Minggu, 31 Oktober 2010

gambar baru owe

sebetulnya ni gambar aku buat beberapa waktu yang lalu, tapi berhubung sibuk jadi gambar-gambar ini aku tampilkan sekarang









inti dari semua gambar itu adalah kerjaannya analis, jadi kalo pengen masuk Analis kesehatan musti berani ama nyang kayak gitu (ente geje chann!!)

Kamis, 02 September 2010

Apologize letter (seperti yang pernah aku buat ke bu Endju)

pertama-tama aku mo bilang
KEPADA SESEORANG YANG MERASA BERNAMA WURYAN LESTARI GURU BAHASA INGGRIS DI SMPN 1 MARGAHAYU SAYA DESSY CHANDRA MANTAN MURID ANDA MENGUCAPKAN MOHON MA'AF YANG SEBESAR-BESARNYA!!!!!
tadi sebetulnya aku ketemu sama dia di parkiran tmepat belanja di Bandung lahh!!! tapi kok aku asa ga inget siapa yah dia??? yang jelas aku apal mukanya, tapi siapa dia aku masih bingung. Walhasil Ibu malah senyum n' pergi mengendarai motornyah menjauh dari parkiran itu (pulang meureun) tapi dda tetep ajah akunyah gag enak. waktu aku sadar itu guru aku aku lagi buka e-mail. Ya ga tau juga kenapa bisa linglung mendadak!!! (THE PPS EFFECT!!!) mungkin seluruh isi otak aku udah kesedot sama yang namanya Intron, perbedaan mahasiswa dan siswa, Surat Cinta Gaza, dan segudang tugas PPS yang nota bene belon rampung ampwe sekarang

JURAGAAAANNNN PPSNYAH GANCANG YAHHH!!!! LIAT UDAH ADA SATU ORANG JADI KORBAN KEGANASAN PPS DAN SIALNYA GURU AKU SENDIRI ><